
Bagi teman-teman desainer yang ingin segera Mendapat Dollar melalui Shutterstock bisa ikuti Step by Step Mendaftar di Shutterstock .Berikut langkah-langkahnya:
Pertama-tama siapkan dulu ke-4 Hal berikut:
1. Email (Boleh Gmail, yahoo dsb)
2. Passport (Baca di sini untuk tata cara pembuat passport jika Anda belum punya Passport) (UPDATE TERBARU 2018: Tidak harus Pakai Passpor lagi)
Selengkapnya baca ini:
3. Siapkan 1 Vector (Jika anda Desainer) , 1 Foto ( Jika anda Photografer) atau 1Video (Jika anda Videografer) (UPDATE 2017-Sebelumnya masing-masing harus 10)4. Paypall, Moneyskrill dan Payoneer (2017) (sebagai metode pembayaran).
Kunjungi situsnya DISINI untuk mendaftar
![]() |
Kemudian Sign Up Di Link Referral Ini Untuk Menghindari salah daftar sebagai Buyer |
![]() |
Nah Silahkan isi data-data yang tersedia seperti Fullname, Display name, Password (Password harus menggunakan perpaduan Huruf besar dan kecil dan angka). Setelah diisi dengan lengkap klik Next |
![]() |
Setelah mengklik create Account anda akan mendapatkan email verifikasi silahkan cek email anda. |
![]() |
Silahkan Verifikasi Email anda dengan mengklik tulisan yang berwarna biru |
![]() |
Anda akan mendapatkan Konfirmasi bahwa email anda telah diverifikasi |
![]() |
Nah, anda akan diarahkan ke form pengisian data lagi. Silahkan anda isi Asal Negara, Alamat lengkap, Kota, Kode pos, Provinsi. Kemudian Klik Next lagi. |
![]() |
Setelah itu silahkan Upload Passport, KTP atau SIM ( Khusu untuk negara Indonesia harus menggunakan Passsport) yang telah di scan di kolom Your ID. |
![]() |
Setelah terupload Eps dan Jpegnya maka Anda akan diberi waktu kurang lebih 3 sampai 1 Minggu oleh reviewer untuk memverifikasi ID dan Karya anda. |
Kalau anda masih bingung, Anda juga bisa langsung tonton video di bawah:
Video 1. Tutorial Cara Membuat Vector Eps. 8 dan Eps. 10
Video 2. Tutorial Cara Mendaftar di Shutterstock
Sekali Lagi Pastikan Kamu daftar Link Referral Ini ya, Demi Keberlangsungan Tulisan Blog ini:
Sign Up di Shutterstock Referral Link ini
Jika masih belum mengerti bisa langsung komentar atau hub.contact yang tertera dibawah. Selamat Mencoba dan Semoga sukses ya!
----------------------------------------------------------------------------------
Whatsapp: KLIK UNTUK CHAT (Khusus yang daftar pakai Link Referral diatas)
Kontak:085256679092
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Silahkan Bergabung di:
FB Fanspage
FB Group
NOTE:
Dilarang meng Copy Tulisan ataupun menggunakan Gambar yang terdapat pada Postingan ini kecuali dengan seizin pemiliknya. Pelanggaran terhadap hal ini memungkinkan saya untuk menuntut anda sesuai dengan ketentuan yang ada.
Semoga bermanfaat!
Silahkan pesan logo Via Fiverr dengan mengklik tombol hijau dibawah:
Trend Grafis adalah sebuah Momen tertentu yang berkaitan dengan kecenduran style-style desain yang sedang berlaku. Trend ini tentunya selalu berbeda-beda. Perubahan itu terjadi karena dipengaruhi oleh banyak hal. Misalnya trend Warna, trend Fashion dll.
Sehingga, dalam menjalani bisnis Microstock, kita harus jeli melihat momen. Setiap momen tentu saja mempengaruhi kecenderungan tiap konsumen. Misalnya menjelang akhir tahun, maka tentu saja vector-vector yang laris pasti berkisar tentang kembang api, petasan dan desain ucapan.
Sehingga ketika kita mengetahui kecenderungan konsumen dalam tiap momen, maka kita harus berupaya untuk memanfaatkan kesempatan itu. Vector-vector yang kita buat juga sebaiknya berkisar tentang hal-hal tersebut. Dengan begitu pola kerja kita akan menjadi lebih efektif dan terarah.
Karena efektifitas itulah sehingga jangan kaget ketika terjadi peningkatan earning kita. Hal ini karena kecenderungan orang untuk membeli vector semakin besar. Penyebabnya adalah tingkat impression yang tinggi terhadap keyword-keyword yang kita buat.
Sehingga, dalam menjalani bisnis Microstock, kita harus jeli melihat momen. Setiap momen tentu saja mempengaruhi kecenderungan tiap konsumen. Misalnya menjelang akhir tahun, maka tentu saja vector-vector yang laris pasti berkisar tentang kembang api, petasan dan desain ucapan.
Sehingga ketika kita mengetahui kecenderungan konsumen dalam tiap momen, maka kita harus berupaya untuk memanfaatkan kesempatan itu. Vector-vector yang kita buat juga sebaiknya berkisar tentang hal-hal tersebut. Dengan begitu pola kerja kita akan menjadi lebih efektif dan terarah.
Karena efektifitas itulah sehingga jangan kaget ketika terjadi peningkatan earning kita. Hal ini karena kecenderungan orang untuk membeli vector semakin besar. Penyebabnya adalah tingkat impression yang tinggi terhadap keyword-keyword yang kita buat.
Jika anda anda telah menjadi salah satu microstock Contributor, ada baiknya memperhatikan trendiest keyword infographic di bawah. Dengan memperhatikan hal tersebut maka arah karya vector yang kita buat bisa lebih efektif dan efisien yang nantinya akan meningkatkatkan "sale" kita. Jadi jangan ragu lagi untuk bergabung sebagai microstock contributor di Shutterstock atau di agency lainnya.
![]() |
Klik di sini untuk Informasi yang lebih lengkap |
Trend Grafis diatas tentu saja akan selalu berubah-ubah seiring dengan perubahan momen. Namun, kita tak bisa juga untuk mengabaikan trend grafis yang pernah berlaku, karena pada dasarnya masih saling mempengaruhi dan berhubungan.
Oleh karena itu, salah satu modal utama seorang microstocker yang ingin sukses adalah harus mempunyai kejelian dalam melihat momen-momen yang sedang trend dalam kehidupan masyarakat sehari-hari
Yusufsangdes

Logo berasal dari Bahasa Yunani yaitu Logos , yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih populer adalah istilah logotype, bukan logo. Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840, diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu logotype adalah elemen tulisan saja. (Rustan, 2009: 12)
Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja, berupa tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/ simbol pada identitas visual. (Rustan, 2009: 13).
Selanjutnya, Sularko, dkk (2008: 6) dalam buku “How Do They Think,” mengemukakan bahwa logo atau corporate identity atau brand identity adalah sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya. Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan budaya perusahaan (corporate culture),penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu. Secara keseluruhan logo merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya.
Eksistensi logo atau corporate identity di Indonesia mulai dari zaman VOC (1602-1799), VOC singkatan dari Verenigde Oost-Indische Compagnie (The Dutch East India Company), perusahaan milik pemerintah Belanda yang komoditi usahanya meliputi rempah-rempah, kopi, teh, tembakau, juga sutra dan porselain Cina dan Jepang. Operasionalnya di kepulauan Maluku, Jawa, dan Ceylon. Identitas VOC saat itu masih disebut monogram (sekarang istilah monogram masih digunakan dan memiliki nilai komersial seperti juga logo atau corporate identity). Diterapkan di gedung, bedeng, pabrik, kapal, bendera, kanon, pedang, alat senjata lainnya. Penerbitan, kertas, barang pecah-belah, lemari dan peti kemas. Dalam dua dekade belakangan ini, sering perkembangan dan pertumbuhan dunia usaha di Indonesia, citra perusahaan yang positif dan khas makin diperlukan dalam penampilannya. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang jasa desain juga tumbuh sejak 1940-an, beriringan dengan tumbuhnya institusi atau lembaga pendidikan dibidang jasa desain grafis, seperti ITB (Institusi Teknologi Bandung), ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia-Yogyakarta, sekarang Institut Seni Indonesia), Universitas Trisakti-Jakarta dan Institut Kesenian Jakarta. 1980-an peran kreativitas dari desainer grafis banyak keterlibatannya dan konstribusinya dalam hadirnya sebuah identitas visual sebuah perusahaan yang khas serta penerapannya secara terencana dan teratur. (Sularko, dkk. 2008: 6,7).
3. Fungsi logo
Fungsi logo adalah sebagai berikut (Rustan, 2009: 13):
a. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain
b. Tanda kepemilikan. Untuk membedakannya dengan milik orang lain
c. Tanda jaminan kualitas
d. Mencegah peniruan/ pembajakan.
4. Jenis dan Klasifikasi logo
a. Jenis Logo
Saat ini banyak sekali jenis logo yang beredar di masyarakat. Tapi pada dasarnya logo terbagi atas Logotype, yaitu logo yang menggunakan wordmark (kata/ nama dengan unsur tipografi), Logogram, yaitu logo yang menggunakan ikon (ilustratif atau inisial), serta jenis logo yang merupakan penggabungan antara keduanya, sehingga menjadikan logo tampil komplit.
Yasaburo Kuwayama mengkategorikan logo menjadi empat jenis:
- Berbentuk huruf (Alphabet);
- Lambang-lambang, angka-angka (Symbols, numbers);
- Bentuk yang serupa dengan objek aslinya (Concreate forms);
- Bentuk abstrak (Abstract forms).

Dilihat dari segi konstruksinya, logo pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis yaitu:
- Elemen gambar dan tulisan terpisah (picture mark dan letter mark)
- Bisa disebut gambar, bisa juga disebut tulisan/ saling berbaur (picture mark sekaligus letter mark)
- Elemen tulisan saja (letter mark). (Rustan 2009: 22)
Saat ini banyak sekali jenis logo yang beredar di masyarakat. Tapi pada dasarnya logo terbagi atas Logotype, yaitu logo yang menggunakan wordmark (kata/nama dengan unsur tipografi), Logogram, yaitu logo yang menggunakan ikon (ilustratif atau inisial), serta jenis logo yang merupakan penggabungan antara keduanya, sehingga menjadikan logo tampil komplit.
b. Klasifikasi Logo
![]() |
Jenis-jenis Logo |
b. Klasifikasi Logo
Sejak dulu orang mencoba mengklasifikasikan jenis-jenis logo, berikut adalah beberapa di antaranya: klasifikasi logo menurut Alina Wheeler, penulis buku “Designing Brand Identity” logo dapat dibagi menjadi beberapa kategori, namun batasan antar kategori itu sifatnya fleksibel. Satu logo bisa termasuk dalam beberapa kategori sekaligus. Pertimbangannya dalam membuat pengkategorian ini adalah semata-mata dilihat dari segi penampilan fisiknya, bukan dari maknanya. (Rustan, 2009: 22).
Pengklasifikasian Per Mollerup berbeda dan jauh lebih kompleks, karena menurutnya klasifikasi yang ideal harus mempunyai perbedaan yang tajam dan jelas antara masing-masing ketegori. Di dalam buku yang ditulisnya “Mark of Excellence”, ia mendasari klasifikasinya dari sudut semiotic, logo sebagai sign. Logo tidak hanya dilihat dari segi penampilanm fisiknya namun juga dari segi maknanya. (Rustan, 2009: 22).
![]() |
Klasifikasi Logo Berdasarkan Bentuk (sumber: Buku Membuat logo Karya Suryanto Rustan) |
5. Pertimbangan dalam membuat logo
Di dalam membuat sebuah logo, tentunya banyak hal-hal yang perlu diperhatikan hingga tujuan awal pembuatan logo tersebut dapat tercapai.
Menurut David E Carter, pakar Corporate Identity, dan penulis buku “The Big Book of Logo" jilid 1, 2, dan 3 dari Amerika, pertimbangan-pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:
- Original dan distinctive, atau memiliki ciri yang khas, unik, memiliki daya pembeda yang jelas dengan logo lain.
- Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi ketika diaplikasikan ke dalam berbagai ukuran dan media promosi yang berbeda-beda.
- Simple atau sederhana, artinya mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
- Memorable, atau mudah diingat karena keunikannya dalam waktu yang relatif lama.
- Easy associated with the Company, dimana logo yang baik mudah untuk dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi.
- Easily adabtable for all graphic media, di sini faktor kemudahan mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk fisik., warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada saat proses pencanangan. Hal itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya. (Kusrianto, 2006: 234)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat logo antara lain (Safanayong, 2006) :
- Tipografi. Cukup banyak logo yang berhasil hanya dengan menggunakan tipografi. Entah itu serif/ sans serif atau jenis font lainnya. Penggunaan tipografi dapat memberikan semacam “emosi” kepada mereka yang melihatnya. Setelah kita menemukan jenis tipografi yang cocok dengan apa yang ingin kita wakili, barulah kita masuk pada masalah warna.
- Warna. Warna adalah salah satu hal yang sangat krusial dalam pembuatan logo, karena apabila warna yang kita gunakan salah, bisa-bisa pesan dan emosi yang kita ingin sampaikan kepada masyarakat menjadi kacau dan rancu. Warna logo sebaiknya yang sederhana dan mudah diingat, tapi tetap bisa memberikan ekspresi langsung kepada masyarakat atau konsumen. Selain itu, penggunaan warna yang sederhana dapat menghemat biaya produksi.
- Bentuk. Banyak sekali logo yang bentuknya unik. Akan tetapi perhatikanlah bentuk logo yang ingin kita desain, karena setiap bentuk, baik lurus, siku, bundar, dan lainnya memiliki arti sendiri; bisa pasif, bisa aktif. Misalnya klien kita menginginkan logo untuk sebuah produk sabun, sebaiknya hindari logo dengan bentuk yang keras dan siku
- Keseimbangan. Keseimbangan di sini maksudnya adalah mencari atau menemukan seberapa baik logo yang kita buat. Apabila kita sudah berhasil menciptakan sebuah logo, cobalah untuk memutar atau membolak-balik logo tersebut untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa membuat logo lebih berkembang.
- Selera. Hal ini juga cukup menentukan dalam pembuatan sebuah logo mengingat selera setiap orang berbeda-beda dan sangat subyektif.
- Riset. Aspek ini adalah aspek yang paling penting dalam membuat sebuah logo. Ini adalah jawaban kunci dalam membuat sebuah logo yang baik. Riset disini tentunya bukan riset yang hanya dilakukan dalam waktu 1-2 jam, melainkan riset secara penuh. Kita juga harus mengerti perspektif dari pemesan logo. Berbicara dengan klien, orang-orang yang berada di perusahaan tersebut, klien dari perusahaan tersebut, para distributor, kemudian mencari data-data yang akurat tentang perusahaan tersebut, barulah mulai membuat logonya.
- Opini, tidak ada salahnya tanyakan juga pandangan, kritik, dan masukan dari orang lain.
- Laporan/ Penjelasan singkat (Brief). Proses desain logo biasanya diawali dengan brief. Pada tahap ini, desainer mencoba mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan untuk mendesain logo seperti nama, usaha, jenis usaha, target market, posisi perusahaan (corporate positioning), kompetitor, segmen pasar, dst.
- Riset dan brainstorming. Setelah terkumpul informasi yang dibutuhkan, proses beralih kepada riset serta brainstorming. Pada tahap ini, desainer mulai membangun konsep dan mencari ide.
- Sketsa. Jika sketsa dan ide sudah ada, proses dilanjutkan dengan membuat ragam sketsa dengan pensil dan kertas.
- Computerizing/ Vectorizing. Hasil dari sketsa kemudian ditransfer ke dalam komputer dalam format digital (vector format). Biasanya, gambar hasil sketsa di scan kemudian di tracing ulang menggunakan aplikasi vector seperti adobe illustrator atau Corel Draw.
- Presentase. Tahap selanjutnya adalah mempersentasikan desain kepada klien. Biasanya dalam presentasi desainer menjelaskan konsep dibalik logo yang telah dirancang, penggunaan warna, keluarga huruf (typeface), dsb.
- Revisi. Setelah selesai dipersentasikan, biasanya akan ada revisi (perubahan) pada logo. Hal ini tentu bergantung kepada diskusi pada saat persentasi dengan klien.
@YusufSangdes
Silahkan pesan logo Via Fiverr dengan mengklik tombol hijau dibawah:
Unsur-unsur Desain meliputi: bentuk, raut, ukuran, arah, tekstur, warna, value, dan ruang. Unsur-unsur seni rupa dan desain sebagai bahan merupa (menyusun seni). Satu sama lain saling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan. Setiap karya seni/ desain di dalamnya pasti memiliki semua unsur tersebut. Adapun hubungan-hubungan antar unsur adalah:
- Benda apa saja, termasuk karya seni pasti memiliki bentuk dan setiap bentuk tersebut dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, dan gempal (volume)
- Setiap bentuk (titik, garis, bidang, gempal) mempunyai raut, ukuran, arah, warna, value, dan tekstur.
- Setiap bentuk selalu dan pasti menempati ruang, baik berupa ruang dwipatra (2D) ataupun trimatra (3D).
Bentuk dalam ruang memiliki kedudukan, jumlah, jarak, dan gerak. Empat hal tersebut merupakan pertalian antara bentuk dan ruang. (Sanyoto, 2009: 7)
Unsur/ elemen seni dan desain adalah sebagai berikut:
a. Bentuk (Shape)
Benda apa saja di alam ini, juga karya seni/ desain tentu mempunyai bentuk (form). Bentuk apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, gempal. Kerikil, pasir, kelereng dan semacamnya yang relatif kecil dan “tidak berdimensi” dapat dikategorikan titik. Kotak, tangki minyak, rumah, dan semacamnya yang memiliki dimensi panjang dan lebar dapat disederhanakan menjadi gempal/ volume. (Sanyoto, 2009: 83). Bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu objek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
- Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
- Simbol (Symbol) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
- Bentuk Nyata (Form)
- Bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu objek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda lainnya.
b. Garis (Line)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Di dalam dunia komunikasi visual seringkali kita menggunakan dotted line, solid line, dan garis putus-putus. (Sanyoto, 2009: 85)
Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain. Di dalam dunia komunikasi visual seringkali kita menggunakan dotted line, solid line, dan garis putus-putus. (Sanyoto, 2009: 85)
c. Warna (Color)
Warna dari kamus bahasa Indonesia susunan W.S.J. Poerwadarminta penulis hanya menemukan bahwa warna artinya rupa atau corak. Dalam kamus bahasa Inggris susunan Webster tertulis bahwa “Color is general name for the non spatial component of the sensation arising from the activity of the retine of the eye and its associated nerve system ” (warna adalah nama umum dari bagian komponen sensasi dari sebuah aktivitas retina mata terhadap sistem syaraf terkait). (Prawira, 1989: 4) Selanjutnya, Warna merupakan fenomena getaran/ gelombang yang diterima indra penglihatan. Warna dapat didefinikan secara objektif/ fisik sebagai cahaya yang dipancarkan, atau secara subjektif/ psikologis sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan. (Sanyoto, 2009: 11).
Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Additive adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut spektrum. Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari pigmen. Warna pokok additive ialah red, green, blue (merah, hijau, biru), dalam komputer disebut warna model RGB. Warna pokok subtractive menurut teori adalah sian (cyan), magenta, dan kuning (yellow)., dalam komputer disebut warna model CMY. (Sanyoto, 2009: 13)
Sistem warna RGB merupakan cara penampilan warna dengan pengabungan cahaya. Prinsip kerjanya mendasarkan pada kemampuan mata dalam menangkap persepsi warna dengan pengabungan cahaya merah, hijau, dan biru sebagai warna primer sistem RGB. Sistem RGB atau additive color system adalah model warna yang mendasarkan pencapuran warna dari emisi cahaya. Model ini digunakan oleh media elektronik (layar, TV, monitor, LCD, kamera digital, dan lain-lain. (Sanyoto, 2009: 14)
Selanjutnya, di dalam komputer sistem pewarnaan dengan pigmen itu selalu dirumuskan dengan formulasi CMYK. Unsur K berarti kadar atau prosentase warna hitam/ gelap (black), karena warna selalu mengandung unsur warna gelap. Sistem pewarnaan dengan pigmen CMYK disebut pula sebagai subtractive color system. Sistem CMYK ini digunakan untuk proses cetak mencetak dengan media kertas, plastik, atau kain. Warna bahan (pigmen) yang memiliki warna lengkap adalah tinta cetak, baik cetak offset maupun tinta printer komputer. Tinta cetak memiliki warna biru kehijau-hijauan (cyan), merah keungu-unguan atau magenta, dan kuning yang sesungguhnya. Pada komputer digunakan pula warna dengan model CMYK tersebut. Dengan demikian jika kita merancang sesuatu (desain) dengan komputer yang nantinya akan dicetak, sebaiknya menggunakan warna-warna dengan model CMYK tersebut agar hasil cetakannya tepat. (Sanyoto, 2009: 16)
d.Ukuran (Size)
Setiap bentuk (titik, garis, bidang, gempal) tentu memiliki ukuran, bisa besar, kecil, panjang, pendek tinggi, rendah. Ukuran-ukuran ini bukan dimaksudkan dengan besaran sentimeter atau meter, tetapi ukuran yang bersifat nisbi. Nisbi artinya ukuran tersebut tidak mempunyai nilai mutlak atau tetap, yakni bersifat relatif atau tergantung pada area dimana bentuk tersebut berada. (Sanyoto, 2009: 116)
e.Tekstur (Texture)
Setiap bentuk atau benda apa saja di alam ini termasuk karya seni mesti memiliki permukaan atau raut. Setiap permukaan atau raut memiliki nilai atau ciri khas. Nilai atau ciri khas permukaan tersebut dapat kasar, halus, polos, bermotif/ bercorak, mengkilat, buram, licin, keras, lunak, dan sebagainya. Itulah tekstur atau ada yang menyebut barik. Dengan demikian, tekstur adalah nilai atau ciri khas suatu permukaan atau raut. Dari berbagai tekstur tersebut ada yang bersifat teraba, disebut tekstur raba. Ada yang bersifat visual disebut tekstur lihat. Tekstur raba adalah tekstur yang dapat dirasakan lewat indra peraba (ujung jari). Termasuk tekstur raba adalah tekstur tekstur kasar-halus, licin-kasar, dan keras-lunak. Sedangkan, tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca indra penglihatan. (Sanyoto, 2009: 120)
f. Ruang (Space)
Ruang merupakan unsur rupa yang mesti ada, karena ruang merupakan tempat bentuk-bentuk berada (exist). Dengan kata lain bahwa setiap bentuk pasti menempati ruang. Dikarenakan suatu bentuk dapat dua dimensi atau tiga dimensi, maka ruang pun meliputi ruang dua dimensi (dwimatra) dan ruang tiga dimensi (trimatra). (Sanyoto, 2009: 125)
g. Arah (Direction)
Arah merupakan unsur seni/ rupa yang menghubungkan bentuk raut dengan ruang. Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu mempunyai arah terkecuali bentuk raut lingkaran dan bola. Arah bisa horizontal, vertikal, diagonal atau miring ke dalam membentuk sudut dengan tafril. Arah horizontal, diagonal, dan vertikal akan lebih membentuk ruang dua dimensi, dan arah ke dalam membuat sudut dengan tafril akan lebih membentuk ruang maya. (Sanyoto, 2009: 118)
Pada akhirnya kesemua unsur di atas membentuk satu-kesatuan yang menghasilkan sebuah karya desain yang utuh.
(Sumber:Skripsi Muhammad Yusuf)
YusufSangdes
Silahkan pesan logo Via Fiverr dengan mengklik tombol hijau dibawah:
Pengertian Desain
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata desain yang sering kita artikan sebagai sebuah rancangan awal dari sebuah produk atau karya baik dilakukan secara manual (freehand) ataupun melalui proses komputerisasi.
Pendapat diatas tentunya sejalan dengan pengertian dari Wikipedia, bahwa desain adalah seni terapan, arsitektur dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa digunakan sebagai kata benda ataupun kata kerja. Sebagai kata kerja “desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan objek baru”. Sedang sebagai kata benda, “desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal atau berbentuk objek nyata. (Wikipedia bahasa Indonesia, enksiklopedia Bebas).
Lain halnya dengan pendapat Prawira (1989: 5). Beliau mengemukakan bahwa kata desain berasal dari bahasa Inggris design atau bahasa Latin designare. Yang artinya membuat suatu rancangan berupa gambar atau sketsa yang melibatkan unsur-unsur visual seperti garis, bentuk, warna, dan nilai.
Desain juga adalah suatu disiplin atau mata pelajaran yang tidak hanya mencakup ekspolarasi visual, tetapi terkait pula dengan aspek-aspek seperti kultur-sosial, filosofis, teknis dan bisnis. Aktivitasnya termasuk dalam desain grafis, desain industri, arsitektur, desain interior, desain produk, dan profesi-profesi lainnya. (Safanayong, 2006: 2).
Sedangkan dalam dunia seni Kallo dalam (Ramlan, 2010:8) mengemukakan bahwa desain adalah dasar suatu perangkat yang membangun sebuah karya, menjadi awal dari sebuah kerja kesenian baik itu seni tari, musik, teater, multimedia, bahkan seni rupa. Kata desain berasal dari kata design (Inggris) yang juga mengambil dari kata designare (Latin). Desain dapat diartikan sebagai potongan, bentuk, model, pola, konstruksi, dan tujuan.
Seiring waktu pengertian tentang desain semakin berkembang, meskipun pada dasarnya mempunyai esensi yang sama yaitu bagaimana menciptakan suatu karya yang didasarkan atas proses kreatif dengan tujuan untuk membentuk dan memperkuat sebuah brand. Mike Moser, seorang direktur kreatif dan pendiri agensi periklanan Golberg Moser O’Neill, mengemukakan bahwa desain dan layout adalah wilayah ikon branding yang kuat. (Moser, 2008: 104)
Pengertian Desain Komunikasi Visual
Berkembangannya pendapat tentang desain maka bermunculan pula istilah-istilah yang terkait dengan desain sebagai wujud kemajuan peradaban manusia. Salah satunya istilah “Desain Grafis” yang selanjutnya istilah ini juga berganti menjadi istilah “Desain Komunikasi Visual”.
Desain komunikasi visual adalah aktifitas mulia insan budaya yang diwujudkan dan disampaikan bagi kepentingan sesama dan alam lingkungan sebagai rasa syukur terhadap Sang Pencipta. (Safanayong, 2006: 98).
![]() |
Desainer Bag. Iklan Harian Fajar |
Fungsi desain Komunikasi Visual
Empat fungsi Desain Komunikasi Visual adalah sebagai berikut:
- Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform), mencakup: menjelaskan, menerapkan dan mengenalkan.
- Untuk memberi penerapan (to enlighten), mencakup: membuka pikiran dan menguraikan.
- Untuk membujuk (to persuade), mencakup: menganjurkan (umumnya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaan, logika, dan daya tarik.
- Untuk melindungi (to protect) fungsi khusus untuk desain kemasan dan kantong belanja.
Fungsi 1, 2, dan 3 lebih saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan tergantung dari permasalahan yang dituju. (Safanayong, 2006: 3).Baik fungsi maupun tujuan di atas sangat dipengaruhi oleh aktivitas ataupun pola fikir desainernya. Desainer mempunyai tanggung jawab sosial yang penting karena di dunia ini desain adalah inti dari tantangan sekaligus solusi. Desainer menciptakan begitu banyak hal dalam dunia yang kita tinggali ini, mulai dari hal-hal yang kita konsumsi, sampai dengan menciptakan harapan-harapan apa yang ingin kita penuhi. Desainer membentuk apa yang kita lihat, kita gunakan, dan apa yang kita rasakan. Desainer mempunyai kekuatan yang luar biasa untuk mempengaruhi bagaimana dunia ini berjalan, dan bagaimana kita merancang masa depan (Berman, 2010: 1) .
Seorang desainer harus bertanggung jawab atas rancangan yang dibuatnya. Oleh karena itu dituntut agar rancangannya dapat diaplikasikan kedalam berbagai media. Ketidakteraturan rancangan dapat menimbulkan kesan yang kurang baik terhadap citra perusahaan. Dalam rangka menjaga sebuah keselarasan dan keteraturan dalam sebuah rancangan, perlu dibuatkan semacam panduan penerapan atas desain yang kita rancang. Metode itu sering disebut Graphic Standar Manual (GSM). Didalam sebuah graphic standar manual, misalnya diatur tentang hal-hal sebagai berikut:
- Konfigurasi yang diperkenankan
- Warna-warna yang digunakan
- Tipografi/ jenis huruf yang dipergunakan
- Aplikasi dan contoh penerapannya pada stationery set, sign name (papan nama perusahaan), kendaraan dinas, dll.
- Aplikasi pada seragam kerja, pada aset-aset perusahaan, pada produk merchandise yang digunakan sebagai sarana promosi, dsb. (Abdiansyah, 2008: 19)
Selanjutnya, Peter Knapp mengemukakan bahwa “Design became Identity (Desain sebagai Identitas), Identity became Branding (Desain sebagai Merek), Branding became Living (Desain sebagai Keseharian).” (Rustan, 2009: 103). Jadi dapat disimpulkan bahwa wajah utama sebuah Branding adalah identitas visual yang unsur pembentuk utamanya adalah sebuah logo.
Tujuan Desain Komunikasi visual
Studi desain secara luas dapat disempitkan berfokus pada bentuk dan fungsi dan dasar pemikiran, kebutuhan, maksud dan tujuan kegunaan serta implikasi bentuk. Dengan lebih memahami fungsi bentuk (form), kita lebih memahami bagaimana bentuk dapat dapat menghubungkan kita ke orang lain dan ke dunia. Bentuk memiliki banyak arti, sekitar 20 arti yang berbeda-beda. Kebanyakan arti tersebut berakar dari kata latin Forma, yang berasal dari bahasa Yunani berarti bentuk, struktur dan ide. Pada intinya bentuk adalah gabungan elemen-elemen visual dasar, yaitu ukuran, warna, dan tekstur dan lebih dari pada sekedar shape . Tiap bentuk (form) memiliki fungsi utama dan sejumlah fungsi tambahan atau pendukung. Fungsi-fungsi tersebut kadang jelas terkait pada bentu tertentu, pisau misalnya, gunanya untuk memotong. Dalam bentuk dua dimensi, fungsi agak lebih abstrak dan sulit dikenal/ tidak jelas. Desain komunikasi visual tidak hanya berfungsi mekanikal tetapi ada fungsi lainnya. Yaitu memberi inspirasi, informasi, dan menggerakkan kita untuk beraksi, desain komunikasi visual selain memiliki fungsi sosial juga fungsi fisik dan pribadi. (Safanayong, 2006: 3)
Sumber: Skripsi Muhammad yusuf
Yusufsangdes
Silahkan pesan logo Via Fiverr dengan mengklik tombol hijau dibawah:
Dari awal berdirinya, TWAB belum pernah memiliki logo dan hanya menggunakan gambar kupu-kupu. Ketiadaan logo sebagai identitas diperparah dengan kurangnya media promosi yang digunakan. Penciptaan logo TWAB dilakukan untuk lebih menunjukkan ciri khas tersendiri. Disamping itu untuk lebih memperkenalkan keberadaan TWAB beserta identitas barunya kepada khalayak. Jenis logo yang dipilih adalah penggabungan antara Logogram dan Logotype. Jenis logo ini dianggap tepat terutama bagi lembaga atau perusahaan yang baru pertama kali memperkenalkan Corporate Visual Identity-nya. Ditambah lagi, identitas visual TWAB yang baru sama sekali berbeda dengan identitas yang pernah digunakan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya, perancangan logo diuraikan sebagai berikut:
Penjelasan Umum
a.Konsep dasar bentuk (logogram)
Bentuk dasar logo TWAB adalah konfigurasi 4 percikan air yang melambangkan empat elemen utama pembangun TWAB, yaitu Ketuhanan, Manusia, Alam dan Air. Ketuhanan artinya bahwa TWAB pada dasarnya merupakan ciptaan Allah, sebagai Sang Maha indah dan Maha Pencipta oleh karenanya manusia sebagai salah satu ciptaan Allah, harus senantiasa menjaga dan melestarikannya. Manusia artinya TWAB diolah dan dikembangkan oleh manusia sebagai makhluk berakal di bumi. Alam artinya TWAB merupakan suatu tujuan wisata yang memanfaatkan keindahan Alam. Air artinya salah satu objek utama dan terbesar di TWAB adalah Air terjun. Secara visual, konfigurasi dari bentuk-bentuk di atas kemudian membentuk sebuah kesatuan bentuk yaitu Kupu-kupu yang melebarkan sayapnya yang berwarna warni yang selain menggambarkan bahwa di TWAB terdapat ribuan jenis Kupu-kupu atau sesuai dengan julukannya "The Kingdom of Butterfly", juga bermakna bahwa TWAB sebagai tujuan wisata yang selalu berkembang disetiap zaman dan Go International.
Penjelasan Umum

Bentuk dasar logo TWAB adalah konfigurasi 4 percikan air yang melambangkan empat elemen utama pembangun TWAB, yaitu Ketuhanan, Manusia, Alam dan Air. Ketuhanan artinya bahwa TWAB pada dasarnya merupakan ciptaan Allah, sebagai Sang Maha indah dan Maha Pencipta oleh karenanya manusia sebagai salah satu ciptaan Allah, harus senantiasa menjaga dan melestarikannya. Manusia artinya TWAB diolah dan dikembangkan oleh manusia sebagai makhluk berakal di bumi. Alam artinya TWAB merupakan suatu tujuan wisata yang memanfaatkan keindahan Alam. Air artinya salah satu objek utama dan terbesar di TWAB adalah Air terjun. Secara visual, konfigurasi dari bentuk-bentuk di atas kemudian membentuk sebuah kesatuan bentuk yaitu Kupu-kupu yang melebarkan sayapnya yang berwarna warni yang selain menggambarkan bahwa di TWAB terdapat ribuan jenis Kupu-kupu atau sesuai dengan julukannya "The Kingdom of Butterfly", juga bermakna bahwa TWAB sebagai tujuan wisata yang selalu berkembang disetiap zaman dan Go International.
![]() |
Eksplorasi Bentuk |
![]() |
Grid Logo |
b. Warna logo
Penerapan warna pada logo didasarkan pada pemikiran bahwa harus ada keselarasan antara logo yang diciptakan dengan citra TWAB yang ingin dibangun.
- Warna Hijau melambangkan alam. Warna hijau dipilih untuk memberi kesan yang alami dan kesegaran terhadap TWAB
- Warna biru melambangkan air. Penggunaan warna ini membantu membentuk citra TWAB yang dapat dipercaya baik oleh para wistawan dalam negeri maupun luar negeri, mitra kerjanya maupun masyarakat umum.
- Warna merah melambangkan kekuatan, semesta, cahaya yang tentunya hanya dikuasai oleh Allah Sang Maha Pencipta. Warna ini juga memberi kesan cinta, keceriaan, semangat dan kehangatan yang tentu saja kita rasakan ketika berkunjung ke TWAB.
- Warna coklat digunakan sebagai simbol bumi, manusia. Warna coklat juga memberikan kesan dapat dipercaya, nyaman dan bertahan.
- Konfigurasi warna-warna tersebut diharapkan membentuk citra TWAB.mengembangkan diri mengikuti perkembangan jaman dan menjaga kelestarian alam.
c.Tipografi (logotype)
Terdapat dua tulisan pada logo TWAB yaitu; 1) Taman Wisata Alam, 2) Bantimurung, Penulisan nama kedua tulisan itu memakai karakter huruf handwriting (gaya tulisan tangan) atau script yang memberikan kesan santai, dinamis, semi formal, namum mudah terbaca yang memberikan kesan artistik. Karakter huruf seperti itu didapatkan dari jenis huruf Script. Jenis huruf yang dipilih adalah Pacifico
d. Slogan (Tagline)
Menentukan slogan (tagline) Sebagai unsur yang mengikat keseragaman kampanye dan menjadi bagian yang terus mengingatkan khalayak. Slogan yang dipilih dan dianggap dapat mewakili citra TWAB adalah “The Kingdom Of Butterfly”
Slogan tersebut dipilih untuk menunjukkan bahwa ciri khas utama TWAB yaitu keanekaragaman kupu-kupu yang sebagian besar hanya ditemukan dikawasan ini seperti Graphium androcles dan Papilio Blumey. Seorang naturalis asal Inggris Alfred Russel Wallace juga pernah memberikan julukan yang sama pada TWAB. Hal ini sejalan dengan icon utama TWAB yang berada pada gerbang masuk yaitu sebuah patung kupu-kupu raksasa. Dengan adanya slogan ini diharapkan bahwa wisatawan yang datang ke TWAB menyadari bahwa betapa indahnya Ciptaan Allah, sehingga akan senantiasa tertanam dalam benak mereka untuk menjaga kelestarian alam TWAB.
Jenis huruf yang digunakan untuk tag line adalah jenis huruf yang tak berkait atau Sans Serif mewakili karakter jelas, lugas, tegas dan formal. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan dengan tulisan “Bantimurung” yang lebih dinamis. Slogan/tagline menggunakan jenis huruf Myriad Pro Bold
Berdasarkan uraian tersebut di atas, logo TWAB yang diciptakan berdasarkan riset yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
Tagline biasanya disertakan pada logo ketika dipasang dalam berbagai media promosi. Apabila disertai dengan tagline, logonya sebagai berikut:
Demi menjaga konsistensi penerapan logo dan menjaga agar nantinya tidak terjadi penerapan logo yang salah dan tidak sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan, maka dibuat beberapa turunan logo dalam versi grayscale, BW (Black White), non-gradasi dan negatif. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika ada kendala dalam proses produksi misalnya pembuatan stempel dimana warna yang digunakan harus plat, bukan gradasi. Selanjutnya, karena logo ini nantinya akan diaplikasikan pada berbagai macam ukuran media promosi, perubahan ukuran logo juga perlu diperhatikan. Berbagai ketentuan dalam penerapan logo nantinya disusun dalam sebuah Graphic Standard Manual.
Konsep Visual Media Promosi
a. Tata letak dan konsep visual
Secara umum, konsep penataan visual diselaraskan dengan isi iklan dan khalayak sasaran tanpa melupakan unsur komunikatifnya. Konsep visual yang digunakan sederhana, yaitu dengan mengambil inspirasi dari logo TWAB sendiri. Seperti dengan penggunaan warna-warna yang terkandung pada logo itu. Selain berusaha mengeksplorasi bentuk logo menjadi bagian dari konsep visual yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar logo TWAB semakin mudah diingat atau menangkap image/ visual yang menggambarkan logo TWAB dan keberadaan TWAB. Layout yang digunakan lebih menggambarkan penataan yang mengutamakan kesederhanaan (simplecity) tanpa menghilangkan proporsi, kesatuan (unity), kejelasan (clarity) yang menjadikan desain ini ekslusif, elegan dan menyenangkan. Dengan layout ini dapat menciptakan ketenangan dan ketertarikan (tidak bosan) dalam menyimak berbagai media promosi.Secara umum, konsep visual media promosi TWAB diuraikan sebagai berikut:
Tipografi yang digunakan dalam perancangan media promosi diselaraskan dengan tipografi yang digunakan pada logo. Oleh sebab itu, jenis huruf yang dipilih untuk mewakili citra TWAB adalah Miryad Pro dengan berbagai variasinya. Misalnya Myriad Pro untuk headline dan text pada bodycopy. Selanjutnya, jenis huruf Pacifico seperti yang digunakan pada logo type TWAB, juga dipakai misalnya pada sub-judul dan penulisan nama wahana pada Poster, meskipun pada brosur masih menggunakan Myriad Pro. Sedangkang untuk Closing menggunakan kata Wonderful Bantimurung, yang telah melakukan perubahan signifikan dari bentuk semula. Tujuan perubahan ini adalah untuk memberikan kesan yang menarik. Berbagai penggunaan karakter huruf diatas mencakup berbagai variasi penggunaan seperti Bold, Italic atau Underline, kecuali untuk karakter huruf Pacifico yang merupakan huruf Script yang hanya tersedia satu varian huruf dan penggunaanya sebaiknya menggunakan kombinasi hurup kapital dan kecil, jarang menggunakan huruf kapital secara bersamaan.
c. Warna
Penggunaan warna dalam konsep visual material promosi diadaptasi dari warna yang digunakan pada logo untuk memperkuat citra yang ingin ditampilkan. Hal ini merujuk pada penerapan sintaktik, dimana ada kesatuan rancangan didalam keseluruhan media promosi. Penggunaan warna merah yang dominan bermaksud untuk menarik perhatian konsumen. Meskipun pada beberapa bagian masih menggunakan warna lain disesuaikan dengan wahana apa yang menjadi perhatian, hal itu terlihat pada desain leaflet.
d.Ilustrasi
Ilustrasi utama yang digunakan dalam berbagai media promosi menampilkan beberapa foto wisatawan dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan travel. Alasan memilih illustrasi ini karena komponen ini adalah sasaran utama kegiatan promosi. Illustrasi ini diperoleh atau dibeli dari beberapa situs penjualan foto, seperti Fotolia, Shutterstock dan Istockphoto. Penggunaan ilustrasi seperti ini sudah menjadi tren terbaru dalam pembuatan berbagai jenis media promosi yang menggunakan ilustrasi foto.Selain ilustrasi diatas, berbagai ilustrasi yang berkaitan dengan wahana atau yang terdapat di TWAB juga ditampilkan. Ilustrasi yang digunakan antara lain:
Media Promosi
a. Poster
Karena poster sifatnya ditempel di dinding dan relatif mudah untuk dibaca, maka lebih banyak informasi yang bisa disampaikan. Bentuk horisontal dipilih untuk memberi keleluasaan membagi ruang untuk headline, bodycopy dan closing-nya. Dipasang sebagai Headline adalah tulisan. “Taman Wisata Alam Bantimurung” beserta tagline-nya yaitu “The Kingdom Of Butterfly”. Headline ini dipilih dalam rangka memperkuat brand image TWAB yang baru. Didalam poster ini juga dicantumkan berbagai wahana TWAB disertai dengan logo baru dan informasi alamat (peta) TWAB.
Ilustrasi wisatawan yang berkunjung di TWAB diberi porsi yang dominan (+30%) untuk menarik perhatian khalayak. Selain itu ada pula ilustrasi yang menggambarkan berbagai wahana di TWAB. Dengan materi informasi yang singkat dan jelas, ditambah sifat poster yang memungkinkan ditempel dimana saja, poster diharapkan efektif dalam mempromosikan keberadaan TWAB. Untuk lebih jelasnya, desain poster yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut:
b. Brosur
Brosur atau pamflet memuat informasi atau penjelasan tentang suatu layanan atau produk yang sebagai sarana media promosi. Informasi dalam brosur ditulis dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat. Brosur juga didesain agar menarik perhatian.
c. Leaflet
Berbeda dengan poster, leaflet yang berbentuk lebih kecil dan tidak perlu ditempel memungkinkan untuk menggunakan kedua sisinya dalam menyampaikan materi promosi. Dengan pertimbangan tersebut, leaflet kemudian didesain timbal balik. Sisi depan berisi ilustrasi wisatawan lengkap dengan endorsement yang diberikan, yang segala sisinya terdapat logo baru. Dengan konsep desain seperti ini, leaflet dapat digunakan sebagai branding material TWAB dalam setiap kegiatannya.
d. Booklet
Booklet dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada wisatawan sehingga mengetahui lebih jauh seluk-beluk Kopma Almamater. Hal ini disebabkan karena didalam booklet dapat dimasukkan berbagai tambahan informasi yang lebih lengkap dan tidak terdapat pada media promosi yang
lain. Media promosi ini biasanya dapat bertahan lebih lama karena bentuknya yang seperti buku, sayang untuk dibuang begitu saja.
e.Spanduk
Spanduk menjadi media informasi singkat yang menjadi pilihan media promosi favorit karena harganya yang murah namun ukurannya besar sehingga mudah tertangkap dan terbaca oleh pengguna jalan yang melewatinya. Dengan pertimbangan tersebut, spanduk kemudian didesain dengan tampilan sebagai berikut:
f. Baliho
Baliho menjadi sarana atau media iklan luar ruang yang pada umumnya dipasang di pinggir jalan yang strategis dan dapat dengan mudah untuk dilihat serta dibaca oleh khalayak luas. Baliho biasanya dibuat dalam ukuran 6x4 meter. Desain baliho TWAB sebagai berikut:
g. Cinderamata
1.Gantungan Kunci
Gantungan kunci terbuat dari fiber dengan menggunakan gambar logo dibagian dalam sangat cocok untuk mempromosikan TWAB, karena gantungan kunci ini bisa dibawah kemana-mana.
2. Paper Bag
Salah satu jenis kantong atau alat yang digunakan sebagai tempat barang yang bisa dibawa dan menjadi media promosi yang terjangkau dengan penampilan yang bagus dan unik.
3. Polo T-shirt
Desain Polo T-Shirt yang menjadi aktualisasi pemakainya. Elemen desain yang digunakan menggunakan konsep logo TWAB. Polo T-shirt ini merupakan salah satu cinderamata yang bisa menjadi kenangan tersendiri bahwa wisatawan itu pernah berkunjung ke TWAB. Dengan pertimbangan tersebut, Polo T-Shirt TWAB didesain sebagai berikut:
4. Stationery (kertas kop, amplop, kartu nama)
Media ini boleh dikatakan wajib dan yang tak boleh dilupakan dalam pengelolaan sebuah lembaga, karena media ini mewakili citra perusahaan ketika digunakan untuk keperluan administrasi maupun sosialisasi internal maupun eksternal. Oleh sebab itu, perancangan stationery tidak boleh dianggap sepele.
g. Videografi
Salah satu alat promosi yang trend di jaman Internet adalah Video. Kelebihan video ini selain karena memiliki suara dan gambar yang dapat bergerak tentunya video ini juga bisa di upload secara online dibeberapa situs berbagi Video, salah satunya You tube. berikut adalah video TWAB yang saya buat dengan menggunakan Youtube Capture.
Yusufsangdes
![]() |
Tipografi yang digunakan pada Logotype |
![]() |
Logotype menggunakan huruf Pacifico |
d. Slogan (Tagline)
Menentukan slogan (tagline) Sebagai unsur yang mengikat keseragaman kampanye dan menjadi bagian yang terus mengingatkan khalayak. Slogan yang dipilih dan dianggap dapat mewakili citra TWAB adalah “The Kingdom Of Butterfly”
![]() |
Slogan TWAB |
Jenis huruf yang digunakan untuk tag line adalah jenis huruf yang tak berkait atau Sans Serif mewakili karakter jelas, lugas, tegas dan formal. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan dengan tulisan “Bantimurung” yang lebih dinamis. Slogan/tagline menggunakan jenis huruf Myriad Pro Bold
![]() |
Tipografi yang digunakan pada tagline |
Berdasarkan uraian tersebut di atas, logo TWAB yang diciptakan berdasarkan riset yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
![]() |
Logo Tanpa Tagline |
![]() |
Logo TWAB yang disertai tagline |
![]() |
Beberapa turunan logo (1-Grayscale, 2-BW, 3-Non gradasi,4-negatif, 5- Landscape, 6-Portrait) |
![]() |
Beberapa contoh perubahan ukuran pada logo |
Konsep Visual Media Promosi
a. Tata letak dan konsep visual
Secara umum, konsep penataan visual diselaraskan dengan isi iklan dan khalayak sasaran tanpa melupakan unsur komunikatifnya. Konsep visual yang digunakan sederhana, yaitu dengan mengambil inspirasi dari logo TWAB sendiri. Seperti dengan penggunaan warna-warna yang terkandung pada logo itu. Selain berusaha mengeksplorasi bentuk logo menjadi bagian dari konsep visual yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar logo TWAB semakin mudah diingat atau menangkap image/ visual yang menggambarkan logo TWAB dan keberadaan TWAB. Layout yang digunakan lebih menggambarkan penataan yang mengutamakan kesederhanaan (simplecity) tanpa menghilangkan proporsi, kesatuan (unity), kejelasan (clarity) yang menjadikan desain ini ekslusif, elegan dan menyenangkan. Dengan layout ini dapat menciptakan ketenangan dan ketertarikan (tidak bosan) dalam menyimak berbagai media promosi.Secara umum, konsep visual media promosi TWAB diuraikan sebagai berikut:
- Headline, berupa logo TWAB yang lengkap
- Bodycopy, berisi teks atau informasi penjelasan dari headline
- Ilustrasi, berupa foto-foto yang menggambarkan orang atau wisatawan yang berkunjung ke TWAB, ditambah ilustrasi foto yang menggambarkan berbagai wahana wisata yang dapat dinikmati di TWAB. Selain itu terdapat pula Illlustrasi peta lokasi TWAB.
- Closing, berupa tulisan “Wonderful Bantimurung’dan ajakan “Yuk ke Bantimurung”, sebuah closing word untuk menanamkan kedalam benak pengunjung bahwa TWAB itu sangat indah dan sangat menarik dikunjungi.
Tipografi yang digunakan dalam perancangan media promosi diselaraskan dengan tipografi yang digunakan pada logo. Oleh sebab itu, jenis huruf yang dipilih untuk mewakili citra TWAB adalah Miryad Pro dengan berbagai variasinya. Misalnya Myriad Pro untuk headline dan text pada bodycopy. Selanjutnya, jenis huruf Pacifico seperti yang digunakan pada logo type TWAB, juga dipakai misalnya pada sub-judul dan penulisan nama wahana pada Poster, meskipun pada brosur masih menggunakan Myriad Pro. Sedangkang untuk Closing menggunakan kata Wonderful Bantimurung, yang telah melakukan perubahan signifikan dari bentuk semula. Tujuan perubahan ini adalah untuk memberikan kesan yang menarik. Berbagai penggunaan karakter huruf diatas mencakup berbagai variasi penggunaan seperti Bold, Italic atau Underline, kecuali untuk karakter huruf Pacifico yang merupakan huruf Script yang hanya tersedia satu varian huruf dan penggunaanya sebaiknya menggunakan kombinasi hurup kapital dan kecil, jarang menggunakan huruf kapital secara bersamaan.
c. Warna
Penggunaan warna dalam konsep visual material promosi diadaptasi dari warna yang digunakan pada logo untuk memperkuat citra yang ingin ditampilkan. Hal ini merujuk pada penerapan sintaktik, dimana ada kesatuan rancangan didalam keseluruhan media promosi. Penggunaan warna merah yang dominan bermaksud untuk menarik perhatian konsumen. Meskipun pada beberapa bagian masih menggunakan warna lain disesuaikan dengan wahana apa yang menjadi perhatian, hal itu terlihat pada desain leaflet.
d.Ilustrasi
Ilustrasi utama yang digunakan dalam berbagai media promosi menampilkan beberapa foto wisatawan dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan travel. Alasan memilih illustrasi ini karena komponen ini adalah sasaran utama kegiatan promosi. Illustrasi ini diperoleh atau dibeli dari beberapa situs penjualan foto, seperti Fotolia, Shutterstock dan Istockphoto. Penggunaan ilustrasi seperti ini sudah menjadi tren terbaru dalam pembuatan berbagai jenis media promosi yang menggunakan ilustrasi foto.Selain ilustrasi diatas, berbagai ilustrasi yang berkaitan dengan wahana atau yang terdapat di TWAB juga ditampilkan. Ilustrasi yang digunakan antara lain:
![]() |
Ilustrasi Pintu gerbang TWAB (Patung kupu-kupu & Patung monyet) Sumber: Dok.Pribadi |
![]() |
Illustrasi Pengunjung untuk media promosiSumber: 1,2 (Fotolia.com),3 (Shutterstock.com), 4 ( Dokumentasi Keker Harian Fajar) |
![]() |
Ilustrasi Kupu-kupu dan Peta lokasi TWAB |
Media Promosi
a. Poster
Karena poster sifatnya ditempel di dinding dan relatif mudah untuk dibaca, maka lebih banyak informasi yang bisa disampaikan. Bentuk horisontal dipilih untuk memberi keleluasaan membagi ruang untuk headline, bodycopy dan closing-nya. Dipasang sebagai Headline adalah tulisan. “Taman Wisata Alam Bantimurung” beserta tagline-nya yaitu “The Kingdom Of Butterfly”. Headline ini dipilih dalam rangka memperkuat brand image TWAB yang baru. Didalam poster ini juga dicantumkan berbagai wahana TWAB disertai dengan logo baru dan informasi alamat (peta) TWAB.
Ilustrasi wisatawan yang berkunjung di TWAB diberi porsi yang dominan (+30%) untuk menarik perhatian khalayak. Selain itu ada pula ilustrasi yang menggambarkan berbagai wahana di TWAB. Dengan materi informasi yang singkat dan jelas, ditambah sifat poster yang memungkinkan ditempel dimana saja, poster diharapkan efektif dalam mempromosikan keberadaan TWAB. Untuk lebih jelasnya, desain poster yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut:
![]() |
Desain Poster |
Brosur atau pamflet memuat informasi atau penjelasan tentang suatu layanan atau produk yang sebagai sarana media promosi. Informasi dalam brosur ditulis dalam bahasa yang ringkas, dan dimaksudkan mudah dipahami dalam waktu singkat. Brosur juga didesain agar menarik perhatian.
![]() |
Desain brosur |
Berbeda dengan poster, leaflet yang berbentuk lebih kecil dan tidak perlu ditempel memungkinkan untuk menggunakan kedua sisinya dalam menyampaikan materi promosi. Dengan pertimbangan tersebut, leaflet kemudian didesain timbal balik. Sisi depan berisi ilustrasi wisatawan lengkap dengan endorsement yang diberikan, yang segala sisinya terdapat logo baru. Dengan konsep desain seperti ini, leaflet dapat digunakan sebagai branding material TWAB dalam setiap kegiatannya.
![]() |
Desain leaflet |
d. Booklet
Booklet dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada wisatawan sehingga mengetahui lebih jauh seluk-beluk Kopma Almamater. Hal ini disebabkan karena didalam booklet dapat dimasukkan berbagai tambahan informasi yang lebih lengkap dan tidak terdapat pada media promosi yang
lain. Media promosi ini biasanya dapat bertahan lebih lama karena bentuknya yang seperti buku, sayang untuk dibuang begitu saja.
![]() |
Desain Booklet |
Spanduk menjadi media informasi singkat yang menjadi pilihan media promosi favorit karena harganya yang murah namun ukurannya besar sehingga mudah tertangkap dan terbaca oleh pengguna jalan yang melewatinya. Dengan pertimbangan tersebut, spanduk kemudian didesain dengan tampilan sebagai berikut:
![]() |
Desain spanduk |
Baliho menjadi sarana atau media iklan luar ruang yang pada umumnya dipasang di pinggir jalan yang strategis dan dapat dengan mudah untuk dilihat serta dibaca oleh khalayak luas. Baliho biasanya dibuat dalam ukuran 6x4 meter. Desain baliho TWAB sebagai berikut:
![]() |
Desain baliho |
1.Gantungan Kunci
Gantungan kunci terbuat dari fiber dengan menggunakan gambar logo dibagian dalam sangat cocok untuk mempromosikan TWAB, karena gantungan kunci ini bisa dibawah kemana-mana.
2. Paper Bag
Salah satu jenis kantong atau alat yang digunakan sebagai tempat barang yang bisa dibawa dan menjadi media promosi yang terjangkau dengan penampilan yang bagus dan unik.
![]() |
Desain Paper Bag |
3. Polo T-shirt
Desain Polo T-Shirt yang menjadi aktualisasi pemakainya. Elemen desain yang digunakan menggunakan konsep logo TWAB. Polo T-shirt ini merupakan salah satu cinderamata yang bisa menjadi kenangan tersendiri bahwa wisatawan itu pernah berkunjung ke TWAB. Dengan pertimbangan tersebut, Polo T-Shirt TWAB didesain sebagai berikut:
![]() |
Desain Polo T-Shirt |
4. Stationery (kertas kop, amplop, kartu nama)
Media ini boleh dikatakan wajib dan yang tak boleh dilupakan dalam pengelolaan sebuah lembaga, karena media ini mewakili citra perusahaan ketika digunakan untuk keperluan administrasi maupun sosialisasi internal maupun eksternal. Oleh sebab itu, perancangan stationery tidak boleh dianggap sepele.
![]() |
Desain Stationary |
Salah satu alat promosi yang trend di jaman Internet adalah Video. Kelebihan video ini selain karena memiliki suara dan gambar yang dapat bergerak tentunya video ini juga bisa di upload secara online dibeberapa situs berbagi Video, salah satunya You tube. berikut adalah video TWAB yang saya buat dengan menggunakan Youtube Capture.
Silahkan pesan logo Via Fiverr dengan mengklik tombol hijau dibawah: